Aceh, Beritaglobalnews.com — 6 Desember 2025.
Polri kembali menunjukkan komitmen kemanusiaannya melalui penguatan layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana. Dengan kondisi medan yang berat—jalan rusak, jembatan terputus, hingga wilayah tanpa sinyal—Tim Kesehatan Pusdokkes Polri bersama Biddokkes Polda Jambi dan RS Bhayangkara Jambi berhasil tiba di Pos Bencana depan Mako Polres Aceh Tamiang pada pukul 17.00 WIB.
Minimnya komunikasi membuat perjalanan penuh tantangan. Namun, tim medis tetap bergerak cepat untuk memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan sesegera mungkin. Setibanya di lokasi, mereka langsung memperkuat pelayanan di tengah meningkatnya korban luka dan terbatasnya tenaga kesehatan, terutama setelah sejumlah fasilitas kesehatan sempat lumpuh akibat banjir.
Penguatan Tim Medis Polda Jambi
Tim kesehatan Biddokkes dan RS Bhayangkara Jambi terdiri dari tiga dokter, enam paramedis, tiga pengemudi, dan tiga unit ambulans. Pada Sabtu pagi, 6 Desember 2025 pukul 09.00 WIB, tim ini bergabung dengan dr. Irma Yeni, Sp.A., dan dr. Ikhsan, Sp.PD., sebelum bergerak menuju wilayah Polda Aceh. Seluruh personel dalam kondisi sehat, dan perjalanan berjalan aman hingga memasuki titik-titik bencana.
Tim Polda Jambi merupakan bagian dari rombongan tenaga medis yang diberangkatkan Pusdokkes Polri dan disebar ke tiga provinsi terdampak: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pengiriman tim secara serempak ini menjadi strategi untuk memastikan setiap wilayah dengan beban penanganan tinggi segera mendapat dukungan medis tambahan.
12 Ribu Warga Sudah Dilayani
Hingga 6 Desember 2025, sebanyak 12.242 warga telah menerima pelayanan kesehatan dari Polri di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Lonjakan pasien ini menunjukkan tingginya kebutuhan layanan pasca banjir dan longsor. Keluhan yang dominan meliputi diare, influenza, demam, hipertensi, gangguan lambung, ISPA, serta berbagai infeksi kulit.
Selain itu, banyak korban luka berat maupun ringan yang ditangani setelah berhasil dievakuasi dari lokasi sulit oleh tim SAR. Kombinasi antara penyakit pasca-bencana dan cedera fisik membuat tenaga medis harus bergerak cepat untuk mencegah kondisi pasien memburuk.
Aceh dan Sumbar Menjadi Wilayah Terberat
Aceh menjadi daerah dengan dampak korban paling tinggi. Per 6 Desember 2025, tercatat 2.481 jiwa menjadi korban bencana dan 356 orang meninggal dunia, angka tertinggi di antara provinsi terdampak.
Sementara di Sumatera Barat, beban pelayanan medis meningkat signifikan. Posko kesehatan telah menangani 7.153 pasien, dengan keluhan beragam seperti demam, flu, batuk, gatal-gatal, nyeri perut, sakit gigi, hipertensi, hingga diare.
Dukungan Penuh: DVI, Psikologi, dan Ambulans
Untuk memperkuat operasi kemanusiaan, Polri mengerahkan:
• 34 personel DVI untuk identifikasi jenazah,
• 12 personel psikologi untuk trauma healing,
• 86 unit ambulans di tiga provinsi terdampak.
Per 6 Desember 2025 pukul 16.30 WIB, perkembangan layanan menunjukkan hasil signifikan:
• Aceh: 25 jenazah berhasil diidentifikasi, 209 pengungsi mendapat layanan kesehatan.
• Sumatera Utara: 97 pengungsi telah ditangani.
• Sumatera Barat: 1 jenazah teridentifikasi, 287 pengungsi dilayani.
Secara keseluruhan, 1.243 personel Polri diterjunkan dalam operasi kemanusiaan, meliputi pengamanan, medis, DVI, hingga distribusi logistik. Adapun total pengungsi di tiga wilayah mencapai 848.076 orang.
Komitmen Polri
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menegaskan bahwa Polri bergerak melampaui hambatan medan.
> “Perjalanan tim kesehatan kami bukan hanya soal menembus jalur yang rusak, tetapi memastikan masyarakat tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pertolongan. Setiap menit sangat berarti bagi penyelamatan warga,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Polri berpacu dengan waktu karena korban terus berdatangan dan risiko penyakit pasca-banjir meningkat.
> “Polri hadir memperkuat layanan kesehatan dan bahu-membahu bersama relawan serta pemerintah daerah. Tidak peduli seberapa sulit aksesnya, Polri berkomitmen hadir hingga titik terdampak terakhir. Inilah wujud Transformasi Polri dalam operasi kemanusiaan.” (*Red)